Pages

Senin, 02 Mei 2016



   Sejarah Dan Perkembangan Ilmu  Komunikasi




 

 Pengertian ilmu komunikasi.
     Dalam pekembanganya, ilmu komunikasi atau communication science, dalam bahasa inggris atau kadang-kadanga dinamakan commicology, sering di defenisiakan sebagai ilmu yang mempelajari gejala-gejala sosial sebagai akibat proses komunikasi massa, kelompok dan personal. Ilmu komunikasi pada dasarnya mempunyai karakteristik yang sama dengan ilmu lainya secara umum. Hanya saja objek pirhatiannya difokuskan pada peristiwa-peristiwa komunikasi antarmanusia. Salah satu defenisi yang cukup jelas mengenai ilmu komuikasi di berikan oleh Berger dan Chaffe dalam buku mereka handbookof communication science terbit tahun 1987. Menurut mereka, ilmu komunikasi adalah suatu pengamatan tehadap suatau produksi, proses, dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang melalui teori yang dapat di uji dan digeralisasikan dengan tujuan menjelaskan fenomena yang terkait denagn produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang tersebut(dalam sendjaja, 2005:9).
     Pengertian ilmu komunikasi tersebut memberikan tiga pokok pikiran. Pertama, objek pengamatan yang menjadi fokus perhatian dalam ilmu komunikasi adalah produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang dalam konteks kehidupan manusia.
      Kedua, ilmu komunikasi bersifat “ilmiah empiris”(scientific)dalam arti pokok-pokok pikiran dalam ilmu komunikasi (dalam bentuk teori-teori) harus berlaku umum. Meskipun demikian, pokok pikiran ini bagi beberapa kalangan khususnya para ilmuan komunikasi objektifikasi atau ilmuan kritis tidak diterima. Ketiga, ilmuan komunikasi betujuan menjelaskan dan memahami fenomena sosial yang berkaitan dengan produksi, proses dan pengruh dari sistem-sistem tanda dan lambang.

    Defenisi yang di kemukakan oleh Berger dan Chaffe cukup memadai untuk menjelaskan berbagai konteks komunikasi. Bahkan termasuk menerangkan produksi, pemrosesan, efek atau sistem sibol didalam komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organosasi, komunikasi politik, komunikasi pememasaran, dan lain-lain.
     Namun demikian, upaya ilmu komunikasi untuk membangun disiplin ilmu yang mapan menemukan dua dimensi persoalan. Pertama, di tengah kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, ilmu komunikasi diidentifikasi sebagai wujud perkembangan perangkat yang bersifat material seperti kemajuan teknologi komunikasi, akibatnya ilmu komunikasi hannya ditangkap sebagai proses yang  bersifat teknik semata.
     Berkaitan dengan defenisi ilmu komunikasi, Stephan W. Littlejohn menjelaskan bahwa, dalam pengertian sebagai salah satu ilmu pengetahuan sosial, ilmu komunikasi adalah berkenaan dengan pemahaman tentang bagai mana orang berperilaku dalam menciptakan, mempertukarkan serta mengimperestasikan pesan-pesan (dalam Sendjaja, 2005:9). Sehingga dari sini dapat dijelaskan bahwa khazanah keilmuan komunikasi dipengaruhi oleh ilmu-ilmu sosial, dimana ilmu sosial adalah induk dari ilmu komunikasi disamping itu, ilmu komunikasi juga di pengaruhi oleh ilmuan komunikasi dan stakeholder (sekelompok yang berkepentingan) baik yang ada dilingkungan akademik maupun yang ada di luar lingkungan akademik (user). Oleh karena itu ilmu komunikasi merupakan salah satu ilmu pengetahuan sosial yang bercirikan “multi perspektif” dan multi paradigma.


2.      Sejarah komunikasi manusia dan sejarah perkembangan ilmu komunikasi.

a.      Sejarah komunikasi manusia.
    Kemampuan komunikasi sebenernya tidak hanya di miliki manusia. Kita tahu, misalnya nyayi,dan kicauan yang kompleks dari hiu, lumba-lumba, monyet, burung dan insekta.

Itu semua sebagai bukti bahwa mereka menyapaikan informasi melintasi jarak yang jauh kepada anggota spesies mereka dengan efesien. Bahkan bukan disangsikan bentuk awal atau primordial komunikasi manusia diilhami oleh spesies lain. Oleh karena itu kemunculan manusia dan cara komunikasinya tidak dapat dipisahkan dari lingkungan fisiknya.
      Sejarah komunikasi manusia sebenarnya sama dengan sejarah peradaban manusia. Tidak jelas kapaan pertama kali kemunculan atau keberadaan manusia di dunia ini. Namun demikian, kisah pertama kali kemunculan manusia di dunia ini telah dimulai sejak tuhan menciptakan Adam dan Hawa. Keberadaan merekan didunia tentu dimulai dari turunya mereka ke bumi. Hingga kini tidak ada dokumenasi yang menjelaskan bagai mana bentuk dan corak kounikasi yang terjadi pada saat itu atau beberapa generasi setelah Adam dan Hawa, baik dalam bentuk bahasa atau pun lambang-lambang dan tanda-tanda komunikasi lainya yang digunakan.
      Pastinya keberdaan komunikasi manusia sudah dimulai sejak manusia ada, namun demikian sejarah selalu dimulai dari adanya bukti-bukti yang nyata dan tertulisa. Meskipun begitu Everet Rogers (1986) menjebutkan bahwa sejarah komunikasi di perkirakan dimulai sejak sekitar 35.000 tahun sebelum masehi (SM), zaman itu di sebut sebagai zaman Cro-Magnon, di perkirakan bahasa sebagai alat berkomunikasi sudah dikenal. Pada zaman itu manusia sudah menggunakan bahasa dan simbol-simbol untuk berkomunikasi meskipun masih sederhan sifatnya. Tidak serumit seperti sekarang. Tiga belas ribu kemudian atau sekitar 22.000 SM, para ahli pra sejarah menemukan lukisan-lukisan dalam gua yang diperkirakan merupakan karya komunikasi manusia pada zaman tersebut (dalam sendjaja, 2001:15). Umunyan manusia pada awal-awal keberadaanya lebih banyak menggunakan bahasa yang yang bersifat nonverbal dengan simbol-simbol yang dilengkapi bahasa lisan yang pengucapanya masiah sederhana tidak ada tulisan yang ditemukan, tapi masih lukisan-lukisan sederhana merujuk pada objek bersangkutan.


     Sejarah perkembangan komunikasi lebih jelas diperkirakan dapat ditelusuri sejak 4.000 tahun sebelum masehi. Sejak zaman itu hingga sekarang, sejarah perkembangan komunikasi dapat di bagi empat era perubahan, yaitu: Era komunikasi tulisan, Era komunikasi cetak, Era telekomunikasi dan Era komunikasi interaktif (dalam sendjaja, 2001:16).
     Era komunikasi tulisan diperkirakan dimulai ketika bangsa sumeria muli mengenal kemmpuan menulis dalam lembaran tanah liat sekitar 4.000 SM. Era komunikasi cetak dimulai  sejak penemuaan mesin cetak “hand-press” oleh guntenberg pada tahun 1459. Era telekomunikasi diawali dengan ditemukanyan telegraf oleh Samuel Morse pada tahun 1844. Era keempat, era komunikasi interaktif, mulai terjadi pada pertengahan abad ke-19. Pada saat itu, tepat tahun 1946, ditemukannya “mainfrem computer” ANIAC denagn cacum tubes  oleh para ahli dri Universitas pennsylvania Amerika Serikat.
    Sementara kita tidak tahu, atau tidak akan tahu, tepatnya kapan manusia menciptakan sistem-sistem seragam untuk berkomunikasi, maka perkembangan alat-alat atau teknologi komunikasi manual biasanya dipandnag sebagai pencapaian-pencapaina utama yang membedakan homo sapiens (makluk yang paling modren) dari pada hominid leluhurnya di atas 100.000 tahun yang lalu begitu banyak sehingga kita tidak tahu untuk apa ia ditemukan.

b.      Sejarah Perkembangan Ilmu komunikasi.
      Sebagi mana telah di jelaskan, bahwa komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Istillah komunikasi merupakan fenomena sosial, kemudian menjadi ilmu yang secara akademik derdisiplin mandiri. Dewasa ini, ilmu ini di angap penting sehiubungan denga dampak sosial yang menjadi kendala permasalahan umat manusia akibat perkembangan teknologi.  Di sisi lain, tuntuna perkembangan idustri akan informasi sangat berkembang cepat, sehingga menuntun akan adanya manusia-manusia yang memiliki wawasan dan kemampuan dalam bidang ini.


    Berkaitan dengan ini, Effendy (2000:20-14) membagi perkembangan ilmu komunikasi ketiga perkembangan yaitu:Retorika, publisistik wissenchaft, dan communication science.perkembangan ilmu komunikasi yang pertama dimulai dengan perkembangannya retorika. Retorika merupakan salah satu ilmu yang sudah berkembang sejak zaman yunani kuno, meskipun belum di nilai sebagi ilmu, retorika sudah mengkaji fenomena atau gejala komunikasi antarmanusia secara lisan dan tatap  muka baik bentuk dialog maupun didepan khalayak ramai. Retorika berkembang di pelopori oleh beberapa ahli ilmu dan filsafat yunani seperti Georgian (480-370), Protagoras (500-432), dan Socrates (469-399). Puncak perkembangan retorika se bagai ilmu di tandai dengan munculnya Demosthenes (384-322) dan Aristoteles. Hingga kini teori-teorinya masih di jadikan bahan kuliah di sebagian besar perguruan tinggi yang mempelajari ilmu komunikasi khususnya komunikasi public (public speaking).
     Perkembangan ilmu komunikasi berikutnya di kenal dengan istilah publisistik wissenchaft. Istilah ini muncul dari hasil telaah para ahli tehadap perkembangan dan pengaruh surat kabar sekitar abad 19. Ilmu ini berkembang di beberpa negara seperti di inggris “science of the press” di prancis “sciance de la press” di belanda “dagbladwtenschap” dan di jerman “zeitungswissenschaft” yang semua berati ilmu persuratkabaran”. Kemudian perkembangan ilmu bergeser dan berkembang luas setelah Johanes Gutenberg (1400-1468) seorang berkebangsaan jerman menemukan mesian cetak, yang mampu melipatgandakan tulisan tercetak. Baru  pada tahun 1609 surat kabar pertama dalam sejarah muncul di jerman dengan nama “Avisa Relation Order Zeitung” di susun oleh weekly News” di inggris tahun 1622. Berikut ini adlah uraian singkat mengenai kondisi dan perkembangan ilmu komunikasi untuk setiap priode:

1.      Priode tradisi retorika.
     Perkembangan ilmu komunikasi dapat di telusuri sejak peradaban yunani kuno beberapa ratus tahun sebelum Masehi sebutan “komunikasi” dalam konteks arti yang berlaku sekarang ini memeng  belum dikenal saat itu. Istilah yang berlaku pada zaman tersebut adalah “retorika”.


Pokok-pokok pikiran Aristoteles ini kemudian di kembangkan lagi oleh Cicero dan Quntilian, mereka menyusun aturan retorika yang meliputi lima unsur:
Ø  “inventio”(urutan argumentasi)
Ø  “desposito”(pengaturan ide)
Ø  “eloquito”(gaya bahasa)
Ø  “memoria”(ingatan)
Ø  “pronunciatio”(cara penyampaian pesan)
     Kelima unser ini, menurut Quintinia dan Cicero merupakan penentu keberhasilan upaya persuasi yang dilakukan seseorang. pengertian retorika sekarang ini merujuk pada “ kemampuan manusia menggunakan lambang-lambang untuk berkomunikasi satu sama lainya.

2.      Periode pertumbuhan.
     Pertumbuhan ilmu komunikasi sebagai salah satu disiplin ilmu sosial barangkali dapat dikatakan dimulai pada awal abad ke 19. sedikitnya pada  tiga perkembangan penting yang terjadi pada saat ini. Pertama adalah penemuan-penemuan teknologi komunikasi sepreti, telepon, telegraf, radio, TV, dll. Kedua peroses industerialisasidan modernisasi yang terjadi di negara-negara Eropa Barat dan Amerika. Ketiga, pecahnya perang Dunia I dan II. Semua perubahan ini memberi bentuk dan arahan kepada bidang kajian ilmu komunikasi yang terjadi di masa ini.

3.      Periode konsolidasi.
    Periode setelah perang Dunia II sampai tahun 1960-an disebut sebagai periode konsolidasi. Karena pada masa ini konsolidasi pendekatan ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner (mencakup brbagai ilmu) mulai terjadi. Kristalisasi ilmu komunikasi di tandai oleh tiga hal. Pertama, adanya adopsi pembendaharaan istilah-istilah yang dipakai secara seragam. Kedua, munculnya buku-buku dasar yang membahas tentang pengertian dan proses komunikasi. Ketiga, adanya konsep-konsep baku tentang dasar-dasar peroses komunikasi. Istilah  “mass communication” (komunikasi massa) dan “communication researeh” (penelitian komunikasi) mulai banyak digunakan.
Cakupan bidang studi komunikasi mulai diperjelas dan dibagi dalam empat bidang tataran: komunikasi intrapribadi, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok dan
organisasi, dan komunikasi Makro sosial serta komunikasi massa. Lebih lanjut, sejalan dengan kegiatan penbangunan yang terjadi di seluruh negara, terasuk negara-negara berkembang, studi-studi khusus tentang peranan dan kontribusi komunikasi dalam peroses perubahan sosial, difusi inovasi, juga mulai banyak dilakukan. 

4.      Periode teknologi komunikasi.
    Sejak tahun 1960-an perkembangan ilmu komunikasi semakin kompleks dan mengarah pada spesialisasi. Secara institusional kepesatan perkembangan ilmu komunikasi pada masa sekarang ini antara lain tercermin dalam beberapa indikator sebagai berikut:
§  Jumblah universitas yang menyelenggarakan program pendidikan komunikasi semakin banyak dan tidak hanya terbatas di negara-negara maju seperti AS , tetapi di negara-negara berkembang di Asia, Amerika Latin, dan Afrika.
§  Asosiasi-asosiasi profesional di bidang ilmu komunikasi juga semakin banyak tidak hanya dalam jumlahya tetapi juga cakupan keanggotanya yang regional dan internasional dan,
§  Semakin banyaknya pusat-pusat penelitian dan pengembangan komunikasi.


3.      Pekembangan Ilmu Komunikasi Di Indonesia.
     Perkembangan ilmu komunikasi yang berkembang begitu pesat di Amerika Serikat, telah memberi pengaruh yang besar tehadap pendidikan komunikasi di berbagai negara,  termasuk di Indonesia. Disamping itu, pengaruh dari Eropa khususnya Jerman, juga tidak bisa diabaikan. Ini terbukti dari penggunaan istilah yang dulu banyak menggunakan kata Publisistik di beberapa perguruan tinggi indonesia, kemudian diganti namanya menjadi ilmu komunikasi.


      Ilmu komunikasi bila dibandingkan dengan jurusan-jurusan lainya di lingkungan ilmu sosial dan ilmu politik, sebenarnya merupakan jurusan yang “tertua”. Sebutan jurusan ilmu komunikasi baru dikenal sekitar tahun 1970-an. Sementara sebelumnya populer dengan sebutan jurusan publisistik atau jurnalistik. Menurut laporan “perkembangan ilmu komunikasi di indonesia” yang di buat oleh tim ISTKI Semarang, ilmu komunikasi telah diajarkan pada akademik ilmu politik diyogyakarta pada tahun 1949. Tahun 1950, Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, diman penerangan menjadi salah satu jurusan yang ada di dalamnya. perguruan   tinggi berikutnya yang menyelenggarakan pendidikan komunikasi adalah Perguruan Tinggi Jurnalistik di Jakarta yang didirikan  pada tanggal 5 september 1953. Kini perguruan tinggi ini namanya telah berubah menjadi  Instutut Imu Sosial dan Ilmu Politik yang memiliki Fakultas Ilmu Komunikasi.
    Di Universitas Indonesia, pendidikan komunikasi telah dimulai sejak tahun 1959 dengan di bukanya jurusan publisistik pada Fakultas Hukum dan Ilmu Penagetahuan Kemasyarakatan. Dibukanya jurusan publisistik ini sekaligus merupakan awal dan munculnya Fakultas baru di Universitas Indonesia, yakni Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (IPK). Empat tahun kemudian sebutan fakultas IPK di ganti menjadi  Fakutas Ilmu-Ilmu Sosial (FIS-UI), dan sejak tahun 1983 nama FIS-UI ini di ubah lagi menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) . sejalan dengan perubahan   nama  Fakultas, sebutan jurusan publisistik pun ikut berganti menjadi Departemen Komunikasi Massa (1972), dan kemudian menjadi Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP-UI  pada tahun 1983.
     Beberapa Universitas negeri seperti UI, UGM, UNPAD, UMS, UNDIP, dan yang UNHAS telah mampu menyelenggarakan pendidikan tinggi komunikasi sampai jenjang S-2 (program megister) dan ada beberapa Universitas menyediakan untuk pendidikan jenjang S-3 (program doktoral). Sementara di Universitas swasta juga sudah tertebaran untuk menyediakan pendidiakan ilmu komunikasi ini dengan jenjang S-1 dan S-2. Akhir-akhir ini perguruan tinggi penyelenggara ilmu komunikasi di Indonesia memiliki  (ASPIKOM).


      Perkmbangan ilmu komunikasi di indonesia sebenarnya mengikuti perkebangan trend dan minat mahasiswa yang cenderun makin meningkat dari tahun ke tahun. Begitu juga pelatihan-pelatihan, seminar-seminar, dan ceramah-ceramah tentang komunikasi makin banyak di minati masyarakat. Bahkan pendidikan yang tidak mengkhususkan ilmu komunikasi pun makin merasakan kebutuhan akan ilmu komunikasi untuk di ajarkan dan di berikan, baik sebagai kuliah pengantar maupun sebagai pelengkap untuk output sebagi tenaga-tenaga yang profesional. Selain di sektor pendidikan, seminar dan kajian riset, ilmu komunikasi juga di tunjukan untuk kepentingan kebijaksanaan dan pengambilan keputusan. Semua ini sebagai tanda makin banyaknya orang yang ingin mempelajari ilmu komunikasi.