Sejarah Dan Perkembangan Ilmu Komunikasi
Pengertian ilmu komunikasi.
Dalam pekembanganya, ilmu komunikasi atau communication science, dalam bahasa inggris atau kadang-kadanga
dinamakan commicology, sering di
defenisiakan sebagai ilmu yang mempelajari gejala-gejala sosial sebagai akibat
proses komunikasi massa, kelompok dan personal. Ilmu komunikasi pada dasarnya
mempunyai karakteristik yang sama dengan ilmu lainya secara umum. Hanya saja
objek pirhatiannya difokuskan pada peristiwa-peristiwa komunikasi antarmanusia.
Salah satu defenisi yang cukup jelas mengenai ilmu komuikasi di berikan oleh
Berger dan Chaffe dalam buku mereka handbookof
communication science terbit tahun 1987. Menurut mereka, ilmu komunikasi
adalah suatu pengamatan tehadap suatau produksi, proses, dan pengaruh dari
sistem-sistem tanda dan lambang melalui teori yang dapat di uji dan
digeralisasikan dengan tujuan menjelaskan fenomena yang terkait denagn
produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang
tersebut(dalam sendjaja, 2005:9).
Pengertian ilmu komunikasi tersebut memberikan tiga pokok pikiran.
Pertama, objek pengamatan yang menjadi fokus perhatian dalam ilmu komunikasi
adalah produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang dalam
konteks kehidupan manusia.
Kedua, ilmu komunikasi bersifat “ilmiah empiris”(scientific)dalam arti pokok-pokok pikiran dalam ilmu komunikasi
(dalam bentuk teori-teori) harus berlaku umum. Meskipun demikian, pokok pikiran
ini bagi beberapa kalangan khususnya para ilmuan komunikasi objektifikasi atau
ilmuan kritis tidak diterima. Ketiga, ilmuan komunikasi betujuan menjelaskan
dan memahami fenomena sosial yang berkaitan dengan produksi, proses dan pengruh
dari sistem-sistem tanda dan lambang.
Defenisi yang di kemukakan oleh Berger dan Chaffe cukup memadai untuk
menjelaskan berbagai konteks komunikasi. Bahkan termasuk menerangkan produksi,
pemrosesan, efek atau sistem sibol didalam komunikasi antarpribadi, komunikasi
kelompok, komunikasi organosasi, komunikasi politik, komunikasi pememasaran,
dan lain-lain.
Namun demikian, upaya ilmu komunikasi untuk membangun disiplin ilmu yang
mapan menemukan dua dimensi persoalan. Pertama, di tengah kemajuan teknologi
komunikasi dan informasi, ilmu komunikasi diidentifikasi sebagai wujud
perkembangan perangkat yang bersifat material seperti kemajuan teknologi
komunikasi, akibatnya ilmu komunikasi hannya ditangkap sebagai proses yang bersifat teknik semata.
Berkaitan dengan defenisi ilmu komunikasi, Stephan W. Littlejohn
menjelaskan bahwa, dalam pengertian sebagai salah satu ilmu pengetahuan sosial,
ilmu komunikasi adalah berkenaan dengan pemahaman tentang bagai mana orang
berperilaku dalam menciptakan, mempertukarkan serta mengimperestasikan
pesan-pesan (dalam Sendjaja, 2005:9). Sehingga dari sini dapat dijelaskan bahwa
khazanah keilmuan komunikasi dipengaruhi oleh ilmu-ilmu sosial, dimana ilmu
sosial adalah induk dari ilmu komunikasi disamping itu, ilmu komunikasi juga di
pengaruhi oleh ilmuan komunikasi dan stakeholder (sekelompok yang
berkepentingan) baik yang ada dilingkungan akademik maupun yang ada di luar
lingkungan akademik (user). Oleh karena itu ilmu komunikasi merupakan salah
satu ilmu pengetahuan sosial yang bercirikan “multi perspektif” dan multi
paradigma.
2.
Sejarah komunikasi manusia dan sejarah perkembangan ilmu
komunikasi.
a.
Sejarah komunikasi manusia.
Kemampuan komunikasi sebenernya tidak hanya di miliki manusia. Kita
tahu, misalnya nyayi,dan kicauan yang kompleks dari hiu, lumba-lumba, monyet,
burung dan insekta.
Itu semua sebagai bukti bahwa mereka
menyapaikan informasi melintasi jarak yang jauh kepada anggota spesies mereka
dengan efesien. Bahkan bukan disangsikan bentuk awal atau primordial komunikasi
manusia diilhami oleh spesies lain. Oleh karena itu kemunculan manusia dan cara
komunikasinya tidak dapat dipisahkan dari lingkungan fisiknya.
Sejarah komunikasi manusia sebenarnya sama dengan sejarah peradaban
manusia. Tidak jelas kapaan pertama kali kemunculan atau keberadaan manusia di
dunia ini. Namun demikian, kisah pertama kali kemunculan manusia di dunia ini
telah dimulai sejak tuhan menciptakan Adam dan Hawa. Keberadaan merekan didunia
tentu dimulai dari turunya mereka ke bumi. Hingga kini tidak ada dokumenasi
yang menjelaskan bagai mana bentuk dan corak kounikasi yang terjadi pada saat
itu atau beberapa generasi setelah Adam dan Hawa, baik dalam bentuk bahasa atau
pun lambang-lambang dan tanda-tanda komunikasi lainya yang digunakan.
Pastinya keberdaan komunikasi manusia sudah dimulai sejak manusia ada,
namun demikian sejarah selalu dimulai dari adanya bukti-bukti yang nyata dan tertulisa.
Meskipun begitu Everet Rogers (1986) menjebutkan bahwa sejarah komunikasi di
perkirakan dimulai sejak sekitar 35.000 tahun sebelum masehi (SM), zaman itu di
sebut sebagai zaman Cro-Magnon, di perkirakan bahasa sebagai alat berkomunikasi
sudah dikenal. Pada zaman itu manusia sudah menggunakan bahasa dan
simbol-simbol untuk berkomunikasi meskipun masih sederhan sifatnya. Tidak
serumit seperti sekarang. Tiga belas ribu kemudian atau sekitar 22.000 SM, para
ahli pra sejarah menemukan lukisan-lukisan dalam gua yang diperkirakan
merupakan karya komunikasi manusia pada zaman tersebut (dalam sendjaja,
2001:15). Umunyan manusia pada awal-awal keberadaanya lebih banyak menggunakan
bahasa yang yang bersifat nonverbal dengan simbol-simbol yang dilengkapi bahasa
lisan yang pengucapanya masiah sederhana tidak ada tulisan yang ditemukan, tapi
masih lukisan-lukisan sederhana merujuk pada objek bersangkutan.
Sejarah perkembangan komunikasi lebih jelas diperkirakan dapat
ditelusuri sejak 4.000 tahun sebelum masehi. Sejak zaman itu hingga sekarang,
sejarah perkembangan komunikasi dapat di bagi empat era perubahan, yaitu: Era
komunikasi tulisan, Era komunikasi cetak, Era telekomunikasi dan Era komunikasi
interaktif (dalam sendjaja, 2001:16).
Era komunikasi tulisan diperkirakan dimulai ketika bangsa sumeria muli
mengenal kemmpuan menulis dalam lembaran tanah liat sekitar 4.000 SM. Era
komunikasi cetak dimulai sejak penemuaan
mesin cetak “hand-press” oleh guntenberg pada tahun 1459. Era telekomunikasi
diawali dengan ditemukanyan telegraf oleh Samuel Morse pada tahun 1844. Era
keempat, era komunikasi interaktif, mulai terjadi pada pertengahan abad ke-19.
Pada saat itu, tepat tahun 1946, ditemukannya “mainfrem computer” ANIAC denagn cacum tubes
oleh para ahli dri Universitas pennsylvania Amerika Serikat.
Sementara kita tidak tahu, atau tidak akan tahu, tepatnya kapan manusia
menciptakan sistem-sistem seragam untuk berkomunikasi, maka perkembangan
alat-alat atau teknologi komunikasi manual biasanya dipandnag sebagai
pencapaian-pencapaina utama yang membedakan homo
sapiens (makluk yang paling modren) dari pada hominid leluhurnya di atas
100.000 tahun yang lalu begitu banyak sehingga kita tidak tahu untuk apa ia
ditemukan.
b.
Sejarah Perkembangan Ilmu komunikasi.
Sebagi mana telah di jelaskan, bahwa komunikasi adalah prasyarat
kehidupan manusia. Istillah komunikasi merupakan fenomena sosial, kemudian
menjadi ilmu yang secara akademik derdisiplin mandiri. Dewasa ini, ilmu ini di
angap penting sehiubungan denga dampak sosial yang menjadi kendala permasalahan
umat manusia akibat perkembangan teknologi.
Di sisi lain, tuntuna perkembangan idustri akan informasi sangat
berkembang cepat, sehingga menuntun akan adanya manusia-manusia yang memiliki
wawasan dan kemampuan dalam bidang ini.
Berkaitan dengan ini, Effendy (2000:20-14) membagi perkembangan ilmu
komunikasi ketiga perkembangan yaitu:Retorika, publisistik wissenchaft, dan
communication science.perkembangan ilmu komunikasi yang pertama dimulai dengan
perkembangannya retorika. Retorika merupakan salah satu ilmu yang sudah
berkembang sejak zaman yunani kuno, meskipun belum di nilai sebagi ilmu,
retorika sudah mengkaji fenomena atau gejala komunikasi antarmanusia secara
lisan dan tatap muka baik bentuk dialog
maupun didepan khalayak ramai. Retorika berkembang di pelopori oleh beberapa
ahli ilmu dan filsafat yunani seperti Georgian (480-370), Protagoras (500-432),
dan Socrates (469-399). Puncak perkembangan retorika se bagai ilmu di tandai
dengan munculnya Demosthenes (384-322) dan Aristoteles. Hingga kini
teori-teorinya masih di jadikan bahan kuliah di sebagian besar perguruan tinggi
yang mempelajari ilmu komunikasi khususnya komunikasi public (public speaking).
Perkembangan ilmu komunikasi berikutnya di kenal dengan istilah publisistik wissenchaft. Istilah ini
muncul dari hasil telaah para ahli tehadap perkembangan dan pengaruh surat
kabar sekitar abad 19. Ilmu ini berkembang di beberpa negara seperti di inggris
“science of the press” di prancis “sciance de la press” di belanda
“dagbladwtenschap” dan di jerman “zeitungswissenschaft” yang semua berati ilmu
persuratkabaran”. Kemudian perkembangan ilmu bergeser dan berkembang luas
setelah Johanes Gutenberg (1400-1468) seorang berkebangsaan jerman menemukan
mesian cetak, yang mampu melipatgandakan tulisan tercetak. Baru pada tahun 1609 surat kabar pertama dalam
sejarah muncul di jerman dengan nama “Avisa Relation Order Zeitung” di susun
oleh weekly News” di inggris tahun 1622. Berikut ini adlah uraian singkat
mengenai kondisi dan perkembangan ilmu komunikasi untuk setiap priode:
1.
Priode tradisi retorika.
Perkembangan ilmu komunikasi dapat di telusuri sejak peradaban yunani
kuno beberapa ratus tahun sebelum Masehi sebutan “komunikasi” dalam konteks
arti yang berlaku sekarang ini memeng
belum dikenal saat itu. Istilah yang berlaku pada zaman tersebut adalah
“retorika”.
Pokok-pokok pikiran Aristoteles ini
kemudian di kembangkan lagi oleh Cicero dan Quntilian, mereka menyusun aturan
retorika yang meliputi lima unsur:
Ø “inventio”(urutan argumentasi)
Ø “desposito”(pengaturan ide)
Ø “eloquito”(gaya bahasa)
Ø “memoria”(ingatan)
Ø “pronunciatio”(cara penyampaian
pesan)
Kelima unser ini, menurut Quintinia dan Cicero merupakan penentu keberhasilan
upaya persuasi yang dilakukan seseorang. pengertian retorika sekarang ini
merujuk pada “ kemampuan manusia menggunakan lambang-lambang untuk
berkomunikasi satu sama lainya.
2.
Periode pertumbuhan.
Pertumbuhan ilmu komunikasi sebagai salah satu disiplin ilmu sosial
barangkali dapat dikatakan dimulai pada awal abad ke 19. sedikitnya pada tiga perkembangan penting yang terjadi pada
saat ini. Pertama adalah penemuan-penemuan teknologi komunikasi sepreti,
telepon, telegraf, radio, TV, dll. Kedua peroses industerialisasidan
modernisasi yang terjadi di negara-negara Eropa Barat dan Amerika. Ketiga,
pecahnya perang Dunia I dan II. Semua perubahan ini memberi bentuk dan arahan
kepada bidang kajian ilmu komunikasi yang terjadi di masa ini.
3.
Periode konsolidasi.
Periode setelah perang Dunia II sampai tahun 1960-an disebut sebagai
periode konsolidasi. Karena pada masa ini konsolidasi pendekatan ilmu
komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner (mencakup
brbagai ilmu) mulai terjadi. Kristalisasi ilmu komunikasi di tandai oleh tiga
hal. Pertama, adanya adopsi pembendaharaan istilah-istilah yang dipakai secara
seragam. Kedua, munculnya buku-buku dasar yang membahas tentang pengertian dan
proses komunikasi. Ketiga, adanya konsep-konsep baku tentang dasar-dasar
peroses komunikasi. Istilah “mass
communication” (komunikasi massa) dan “communication researeh” (penelitian
komunikasi) mulai banyak digunakan.
Cakupan bidang studi komunikasi
mulai diperjelas dan dibagi dalam empat bidang tataran: komunikasi
intrapribadi, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok dan
organisasi, dan komunikasi Makro
sosial serta komunikasi massa. Lebih lanjut, sejalan dengan kegiatan
penbangunan yang terjadi di seluruh negara, terasuk negara-negara berkembang,
studi-studi khusus tentang peranan dan kontribusi komunikasi dalam peroses
perubahan sosial, difusi inovasi, juga mulai banyak dilakukan.
4.
Periode teknologi komunikasi.
Sejak tahun 1960-an perkembangan ilmu komunikasi semakin kompleks dan
mengarah pada spesialisasi. Secara institusional kepesatan perkembangan ilmu
komunikasi pada masa sekarang ini antara lain tercermin dalam beberapa
indikator sebagai berikut:
§ Jumblah universitas yang
menyelenggarakan program pendidikan komunikasi semakin banyak dan tidak hanya
terbatas di negara-negara maju seperti AS , tetapi di negara-negara berkembang
di Asia, Amerika Latin, dan Afrika.
§ Asosiasi-asosiasi profesional di
bidang ilmu komunikasi juga semakin banyak tidak hanya dalam jumlahya tetapi
juga cakupan keanggotanya yang regional dan internasional dan,
§ Semakin banyaknya pusat-pusat
penelitian dan pengembangan komunikasi.
3.
Pekembangan Ilmu Komunikasi Di Indonesia.
Perkembangan ilmu komunikasi yang berkembang begitu pesat di Amerika
Serikat, telah memberi pengaruh yang besar tehadap pendidikan komunikasi di
berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Disamping itu, pengaruh dari Eropa khususnya Jerman, juga tidak bisa diabaikan.
Ini terbukti dari penggunaan istilah yang dulu banyak menggunakan kata
Publisistik di beberapa perguruan tinggi indonesia, kemudian diganti namanya
menjadi ilmu komunikasi.
Ilmu komunikasi bila dibandingkan dengan jurusan-jurusan lainya di
lingkungan ilmu sosial dan ilmu politik, sebenarnya merupakan jurusan yang
“tertua”. Sebutan jurusan ilmu komunikasi baru dikenal sekitar tahun 1970-an.
Sementara sebelumnya populer dengan sebutan jurusan publisistik atau
jurnalistik. Menurut laporan “perkembangan ilmu komunikasi di indonesia” yang
di buat oleh tim ISTKI Semarang, ilmu komunikasi telah diajarkan pada akademik
ilmu politik diyogyakarta pada tahun 1949. Tahun 1950, Fakultas Hukum
Universitas Gajah Mada, diman penerangan menjadi salah satu jurusan yang ada di
dalamnya. perguruan tinggi berikutnya
yang menyelenggarakan pendidikan komunikasi adalah Perguruan Tinggi Jurnalistik
di Jakarta yang didirikan pada tanggal 5
september 1953. Kini perguruan tinggi ini namanya telah berubah menjadi Instutut Imu Sosial dan Ilmu Politik yang
memiliki Fakultas Ilmu Komunikasi.
Di Universitas Indonesia, pendidikan komunikasi telah dimulai sejak
tahun 1959 dengan di bukanya jurusan publisistik pada Fakultas Hukum dan Ilmu
Penagetahuan Kemasyarakatan. Dibukanya jurusan publisistik ini sekaligus
merupakan awal dan munculnya Fakultas baru di Universitas Indonesia, yakni
Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (IPK). Empat tahun kemudian sebutan
fakultas IPK di ganti menjadi Fakutas
Ilmu-Ilmu Sosial (FIS-UI), dan sejak tahun 1983 nama FIS-UI ini di ubah lagi
menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) . sejalan dengan
perubahan nama Fakultas, sebutan jurusan publisistik pun
ikut berganti menjadi Departemen Komunikasi Massa (1972), dan kemudian menjadi
Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP-UI pada
tahun 1983.
Beberapa Universitas negeri seperti UI,
UGM, UNPAD, UMS, UNDIP, dan yang UNHAS telah mampu menyelenggarakan pendidikan
tinggi komunikasi sampai jenjang S-2 (program megister) dan ada beberapa
Universitas menyediakan untuk pendidikan jenjang S-3 (program doktoral).
Sementara di Universitas swasta juga sudah tertebaran untuk menyediakan
pendidiakan ilmu komunikasi ini dengan jenjang S-1 dan S-2. Akhir-akhir ini
perguruan tinggi penyelenggara ilmu komunikasi di Indonesia memiliki (ASPIKOM).
Perkmbangan ilmu komunikasi di indonesia
sebenarnya mengikuti perkebangan trend dan
minat mahasiswa yang cenderun makin meningkat dari tahun ke tahun. Begitu juga
pelatihan-pelatihan, seminar-seminar, dan ceramah-ceramah tentang komunikasi
makin banyak di minati masyarakat. Bahkan pendidikan yang tidak mengkhususkan
ilmu komunikasi pun makin merasakan kebutuhan akan ilmu komunikasi untuk di
ajarkan dan di berikan, baik sebagai kuliah pengantar maupun sebagai pelengkap
untuk output sebagi tenaga-tenaga
yang profesional. Selain di sektor pendidikan, seminar dan kajian riset, ilmu
komunikasi juga di tunjukan untuk kepentingan kebijaksanaan dan pengambilan
keputusan. Semua ini sebagai tanda makin banyaknya orang yang ingin mempelajari
ilmu komunikasi.
0 komentar:
Posting Komentar